Minggu, 15 Februari 2015

MISTERI KOLONI ROANOKE DAN BEBERAPA KELOMPOK YANG RAIB LAINNYA

Koloni Roanoke yang Hilang

Pada 1584, 2 orang kapten laut Inggris yang dibiayai oleh Sir Walter Raleigh menemukan Pulau Roanoke. Setahun kemudian, Raleigh mengirim 7 kapal di bawah komando Sir Richard Grenville untuk mendirikan koloni di pulau itu. Dan pada tahun 1587, banyak yang datang dan menetap ke koloni di pulau Roanoke yang dipimpin oleh Gubernur John White. Tapi karena koloni tersebut memerlukan persediaan makanan tambahan untuk menghadapi musim dingin yang buruk yang akan datang, White kembali ke Inggris untuk mengambilnya. Namun perang Inggris dengan Spanyol membuat kembalinya White ke pulau Roanoke dari Inggris tertunda. Dan baru 3 tahun kemudian dia kembali dengan pasokan untuk 121 pemukim Roanoke, yang termasuk istri dan anak perempuannya serta cucunya yang bernama Virginia Dare, anak Kulit putih pertama yang lahir di amerika.
Ketika mulai mendekati Roanoke pada bulan Juli, 1590, para pelaut di kapal White memberitahukan kedatangannya dengan terompet Panggil, serta mengumandangkan banyak lagu-lagu Inggris dengan harapan bisa terdengar oleh koloni dipulau tersebut dan supaya segera menyambut kedatangan mereka. Tapi tidak ada satupun orang terlihat dipantai, dan tidak ada yang menyambut kapal mereka.
Ketika para pelaut mendarat dan memasuki desa/benteng, mereka juga tidak menemukan satu orangpun disana. Tidak ada tanda-tanda dari 121 orang yang pernah tinggal disana. Seluruh penduduk telah lenyap. Benteng dan rumah yang masih berdiri utuh. Tidak ada tubuh/mayat, tidak ada tanda-tanda kehancuran, tidak ada indikasi pertempuran. Sebelumnya telah disepakati bahwa jika penduduk koloni itu harus pergi buru-buru karena suatu sebab, maka mereka akan menuliskan tanda silang sebagai penanda suatu marabahaya, tetapi tidak ada tanda seperti itu ditemukan. Satu-satunya petunjuk yang ada adalah kata “Croatan” diukir di kulit pohon dekat gerbang benteng, dan huruf “CRO” diukir pada pohon lain. Apa yang terjadi dengan koloni tersebut?


Beberapa Penjelasan:
Meskipun secara umum diasumsikan bahwa koloni roanoke telah diserang oleh Indian, tapi tidak ada bukti-bukti kekerasan ditemapat tersebut. Banyak teori telah dikemukakan. Menurut salah satu teori, koloni Roanoke meninggalkan pulau itu untuk pindah ke Pulau Croatan. Di sana, mereka membangun sebuah kapal untuk membawa mereka pergi ke beberapa pos atau koloni lain yang lebih beradab, namun tewas tenggelam di laut segera setelah berlayar. Menurut teori lain, pelaut Spanyol, yang bersemangat untuk menghapus klaim Inggris di Amerika, menyerbu Roanoke, menangkap seluruh anggota koloni, dan membantai mereka.
Tetapi teori yang paling menarik dan kredibel dari semua teori diatas adalah bahwa koloni roanoke, takut akan serangan oleh suku Indian yang liar dan nomaden, lalu berlindung kepada suku Indian Croatan yang ramah dan tinggal di dekatnya, dan akhirnya terjadi asimilasi pernikahan antara koloni dengan suku Croatans. Pada 1719, lebih dari satu abad setelah hilangnya koloni roanoke, ketika seorang pemburu kulit putih datang ke Robeson atau Robinson-County, NC, hanya 100 mil. dari Roanoke, mereka menemukan suku Indian yang tidak biasa berkulit cerah dan bisa berbicara bahasa Inggris. Sensus 1790 dari County Indian Robinson mengungkapkan bahwa 54 dari 95 nama keluarga adalah nama-nama dari koloni yang hilang.
Di tahun 1934, Robinson County, NC, tinggal sekitar 12.000 orang Indian yang dikenal sebagai Indian Robinson County .Mereka umumnya adalah orang-orang baik dan tampan. Beberapa dari mereka memiliki mata biru Sebagian lagi mata abu-abu Mereka berbicara hanya bahasa Inggris. Mereka menggunakan kalimat-kalimat yang jarang terdengar sejak zaman Shakespeare…. Apakah benar mereka adalah keturunan koloni yang hilang, Roanoke?

Batalion Norfolk yang Lenyap

Ketika perang dunia satu telah berakhir, pemerintah Inggris menuntut pemerintah Turki utk membebaskan prajurit2nya yg tergabung dalam batalion norfolk yg bertugas di Gallipoli pada tahun 1915, karena tidak terdengar lagi kabar dari batalion ini dari saat perang sampai perang berakhir. Pemerintah Turki membantah dengan keras bahwa mereka pernah menahan batalion yg dimaksud oleh Inggris. Inggrispun melakukan penyelidikan di tempat dimana batalion norfolk terakhir diketahui keberadaannya, tapi tak satupun bukti-bukti baik berupa mayat atau bekas2 senjata dan peralatan dari norfolk ini ditemukan.
50 tahun kemudian ada 3 orang yg mengaku melihat bahwa batalion norfolk mereka lihat terakhir kalinya sedang menaiki/mendaki bukit di daerah suvla bay, turki. Kebetulan saat itu puncak bukit sedang tertutup oleh kabut, begitu kabut itu hilang, hilang pulalah seluruh batalion norfolk yg mereka lihat.
Kisah nyata ini juga telah di filmkan dengan judul All The King’s Men tahun 1999, dan film ini diprotes keras oleh pemerintah turki karena tidak didukung bukti-bukti. Di film ini digambarkan bahwa semua anggota batalion habis dibantai oleh tentara turki.

Sebuah Desa yang Semua Penduduknya Raib

November, 1930,seorang pemburu bulu bernama Joe Labelle berjalan dengan sepatu saljunya ke sebuah desa Eskimo di tepi Danau Anjikuni di utara Kanada. Labelle sudah mengenal desa itu, yaitu sebuah desa yang masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, dan dihuni oleh sekitar 2.000 penduduk.
Ketika ia tiba, tidak seperti biasanya, desa itu sepi. Semua gubuk dan gudang kosong. Dia menemukan satu api yang menyala dana panci rebusan yang menghitam disebuah rumah. Labelle diberitahu yang berwajib dan penyelidikanpun dimulai,
dan muncullah beberapa temuan aneh: tidak ada jejak apapun dari penduduk yang ditemukan, jika mereka telah mengosongkan desa; mengapa semua anjing kereta luncur Eskimo ‘ditemukan terkubur 12 kaki di bawah salju? – anjing-anjing itu semua mati kelaparan, semua makanan Eskimo dan peralatan mereka ditemukan tak terganggu di gubuk mereka. Dan ada satu penemuan mengerikan terakhir:…. kuburan leluhur orang Eskimo telah dikosongkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar