Jumat, 30 Mei 2014

Sains Dalam Dunia Islam

  1. Islam dan Aktvitas Ilmiah
Sejak dulu aktivitas ilmiah sudah ada dalam dunia Islam. Contoh kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan wahyu adalah ilmu tafsir. Penafsiran Al-Qur’an merupakan  salah satu aktvitas intelektual utama Umat Islam sejak awal.
Dalam telaah Al-Qur’an sendiri banyak ilmu yang dilahirkan. Ketika membahas lafal-lafal Al-Qur’an dan cara membacanya lahirlah ilmu tajwid dan ilmu qiraa’ah. Ketika membahas makna-makna ayat al-Qur’am muncul masalah penafisran dan pemahaman, dan lahirlah ilmu tafsir, asbaab al-nuzul, tanzii, ta’wiil, muhkaam dan mutasyaabihaat, naasikh-mansukh. Ketika membaca ayat-ayat hukum perlu pula ilmu fiqh, ushuul al-fiqh, dan juga ilmu-ilmu hadits sebagai penjelas dan penafsir ayat.[1]
Tidak diragukan lagi teradisi keilmuan di dalam Islam, sudah dibangun sejak dulu. Banyak fakta yang menunjukan tentang hal ini, seperti jejak para ilmuan muslim. Siapakah yang tidak kenal Ibnu Sina, dia adalah seorang Filosof yang ahli dalam bidang kedokteran, melahirkan sebuah karya yang sangat fenomenal hingga saat ini menjadi rujukan para ilmuan, yaitu Qanun Fi Thib. Ilmuan lainnya, Al-Khawarizmi, dia adalah seorang ilmuan muslim ahli di bidang matematika, ia telah menemukan teori al-Jabar. Teori ini tentunya tidak asing di telinga kita, mungkin yang asing hanyalah penemunya saja. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan di sini. Untuk lebih jelasnya, kita bisa merujuk pada buku-buku yang membahas secara spesifik tentang para ilmuan di dalam Islam.
Bukti lain, di zaman pemerintahan Bani Abbasyiah yang di kala itu berpusat di Bagdad. Bagdad pernah mendapat julukan kota 1001 malam, karena keindahan dan perdaban islam yang begitu maju saat itu. Sehingga banyak dilirik oleh bangsa-bangsa lain dan mempelajari sebab kemajuan mereka apa.
  1. Sains Dalam Perspektif Islam
Pada awalnya, tidak ada pemisahan antara filsafat dengan sains. Dimana sains merupakan satu kesatuan dengan filsafat. Adapun pemisahan terjadi Pasca Renaisan, revolusi besar-besaran yang dilakukan oleh dunia bagian Barat. Tidak hanya dalam bidang keilmuan, namun pada bidang agama. Agama mengurus masalah ketuhanan dan sains berbicara masalah ilmu yang sifatnya metafisik. Di saat inilah, sains diberikan pembatasan. Objek sains hanyalah yang sifatnya fisik (indrawi) saja. Sains yang dimaksudkan apabilah dapat diobservasi oleh indra manusia. Jika tidak bisa diobservasi, maka bukan sains menurut mereka. Oleh karena itu, para saistis Barat tidak membahas tentang metafisik. Dan hanya menggunakan dua metode ilmiah, yaitu induktif dan deduktif.[2]
Di dalam Islam berbeda dengan hal tersebut di atas, tidak ada pembahasan tentang manakah yang ternasuk sains dan bukan sains.[3] Karena objek ilmu pengetahuan yang dibahas di dalam Islam, tidak hanya berbicara pada masalah yang sifatnya indrawi, akan tetapi yang metafisik juga dibahas. Maka dari itu di dalam Islam melahirkan dua ilmu, yaitu Ilmu Hudhuri dan Ilmu Hushuli.
Perbedaan yang mendasar antara sains Islam dengan sains Barat adalah pada metodologi dan objek pembahasan. Islam menyesuaikan objek pembahasaannya dengan metodologi yang akan digunakan. Islam tidak menggunkan metolodogi untuk idrawi (empiris), ketika berbicara masalah yang sifatnya metafisik.
Islam tidak serta merta langsung menolak bahwa ini bukan sains dan memutuskan ini adalah sains. Akan tetapi terlebih dulu melihat kesesuain antara objek dengan metologi yang digunakan.[4]

Ekonomi Islam Untuk Indonesia

Pada 2011, Indonesia telah di golongkan dalam  negara berpendapatan menengah (PDB per kapita US$3.000). Posisi Indonesia ini didukung pengelolaan ekonomi makro dan fiskal yang relatif baik, stabilitas politik domestik yang baik, memiliki potensi ekonomi berupa SDA melimpah dan kekuatan demografi yang mendukung, serta membaiknya posisi Indonesia di dunia internasional, yang ditunjukkan dengan keikutsertaannya dalam G-20.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga konsisten (sekitar 6% per tahun). Hal ini didukung oleh semakin membaiknya kegiatan investasi. Pada 2025, Indonesia diperkirakan akan memiliki pangsa terhadap pertumbuhan PDB global sekitar 2,81%. Indonesia juga berpeluang menjadi salah satu emerging market terbesar di dunia. Indonesia memiliki keuntungan demografi, karena struktur usia penduduk Indonesia pada 2025 nanti akan dihuni oleh kelompok penduduk berusia produktif. China saat ini disebut sebagai leader emerging market, namun China memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap Indonesia dalam hal sumber-sumber energi dan pangan. Pada 2025, China diperkirakan akan memiliki posisi demografi yang tidak menguntungkan, karena penduduk usia produktifnya akan semakin mengecil. Pertumbuhan ekonomi China yang saat ini tinggi (rata-rata 9%), sesungguhnya karena China sedang menikmati demographic dividend, seiring dengan kelompok masyarakat menengahnya yang saat ini jumlahnya besar.
Sekarang ini, Indonesia mulai membenah diri di bidang ekonomi. Ekonomi Islam menjadi solusi bagi Indonesia untuk membangun perekonomian nasional. Hal ini di dukung dengan perkembangan Ekonomi Islam di dunia yang mengalami peningkatan pesat sejak berkumpulnya negara-negara muslim yang tergabung dalam OKI di Jeddah pada tahun 1975. Ekonomi Islam tidak hanya diterima dinegara-negara OKI, tetapi juga negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Luxembrug, Singapura. Pertimbangan kemajuan Ekonomi Islam ini juga didukung oleh banyaknya umat muslim didunia dan SDA yang melimpah. Umat muslim adalah umat kedua terbanyak didunia dengan jumlah sekitar 2,3 Milyar jiwa (PEW Research Centre’s Forum on Religion & Public Life. Mapping The Moeslim Population. October 2009).
Fitur sistem Ekonomi Islam yang paling terkenal adalah sistem finansial non-ribawi (free base interest). Karena bunga adalah akar dari semua krisis finansial yang dialami perekonomian modern. Dari data yang diperoleh dari BIS, pada April 2004, rata-rata volume transaksi harian valas mencapai US$ 1,9 triliun, yang terdiri dari transaksi spot US$ 0,6 triliun dan transaksi derivatif US$ 1,3 triliun. Volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sektor rill hanya US$ 6 triliun setiap tahun (Nasution, 2006). Oleh karena itu gap antara sektor rill dan moneter majadi semakin tinnggi. Penerapan bunga juga membuat output di sektor rill “dipaksa” tumbuh sesuai dengan tingkat yang diinginkan sektor finansial. Dengan demikian, penerapan bunga secara sistemik akan membuat upaya-upaya mendapatkan laba jangka pendek semakin marak sehingga mendorong eksploitasi sumber daya manusia dan alam secara berlebihan yang sering berujung pada krisis sosial dan ekologi. Di dalam dunia modern, dampak bunga terhadap perekonomian dan lingkungan menjadi semakin mengkhawatirkan. Ketika sistem bunga dikombinasikan dengan reserve fractional banking, maka efek inflasioner bunga bertemu dengan kemampuan sektor perbankan untuk menciptakan uang. Dampaknya adalah pertumbuhan uang beredar yang masif dan semakin cepat menuju tak terbatas.
            Absensi Riba dalam perekonomian (sektor riil) mencegah penumpukan harta pada sekelompok orang (money concentration & creation), dimana hal tersebut berpotensi terjadinya misalokasi produksi (menghambat perkembangan sektor riil) dan eksploitasi perekonomian (eksploitasi pelaku ekonomi atas pelaku yang lain dan eksploitasi sistem atas pelaku ekonomi). Absensi Riba mencegah timbulnya gangguan-gangguan dalam sektor riil, seperti inflasi dan penurunan produktifitas ekonomi makro. Absensi Riba mendorong terciptanya aktifitas ekonomi yang adil, stabil dan sustainable melalui mekanisme bagi hasil (profit-loss sharing) yang produktif. Dengan sistem finansial seperti ini (Ekonomi Islam), sektor rill akan bergerak lebih cepat. Bergeraknya cepatnya sektor rill akan meningkatkan produksi dan lapangan kerja Maka hal ini akan bermanfaat bagi masyarakat karena produksi naik bersaman juga daya beli masyarakat naik. Artinya ada yang menyerap produksi tambahan atau dengan kata lain kenaikan kebutuhan diimbangi dengan kenaikan produksi barang sehingga tidak terjadi kenaikan harga-harga.
            Di sektor perbankan Indonesia, sampai tahun 2010 jumlah kantor bank-bank syariah mencapai 586 cabang. Prospek Ekonomi Islam di masa depan diperkirakan juga akan semakin cerah. Selain perbankan, sektor Ekonomi Islam lainnya yang juga mulai berkembang adalah asuransi syariah. Prinsip asuransi syariah pada intinya adalah kejelasan dana, tidak mengandung judi dan riba atau bunga. Melihat potensi umat yang ada di Indonesia, prospek asuransi syariah sangat menjanjikan. Dalam sepuluh tahun ke depan diperkirakan Indonesia bisa menjadi negara yang pasar asuransinya paling besar di dunia. Data dari Asosiasi Asuransi Syariah di Indonesia menyebutkan, tingkat pertumbuhan asuransi syariah  tahun 2010 mencapai 40 persen, sementara asuransi konvensional hanya 22,7 persen. Perbankan dan asuransi, hanya salah satu dari industri keuangan syariah yang kini sedang berkembang pesat.
Akan tetapi, meski sudah menunjukan eksistensinya, masih banyak kendala yang dihadapi bagi pengembangan Ekonomi Islam di Indonesia. Pemahaman masyarakat selama ini yang masih kurang memadai. Kendala lain yang cukup berpengaruh adalah kurangnnya dukungan dari para pengambil kebijakan di negeri ini, terutama menteri-menteri dan lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan ekonomi. Salah satu alternatif yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dalam rangka memperbaiki keterpurukan ekonomi yang terjadi di Indonesia dewasa ini adalah dengan cara mengembangkan Ekonomi Islam. Tentunya pengembangan Ekonomi Islam  ini tidak dapat berhasil dengan baik apabila tidak ada dukungan dari semua pihak baik pemerintah, ulama, cendekiawan, pengusaha, bahkan masyarakat sendiri.
Sudah saatnya ekonomi Islam diberikan kesempatan dalam perekonomian Indonesia sebagai alternatif sistem yang sudah ada sekarang. Sistem ekonomi yang telah terbukti dapat mensejahterakan masyarakat pada masa ke khalifahan Umar bin Abdul Azis (717-720 M). Maka menjadi hal yang sangat mungkin sejarah keemasan umat Islam dengan kesejahteraan yang merata dapat terulang kembali di Indonesia. Dengan mengambil kebaikan dari ekonomi yang ada sekarang dan koreksi dari sistem ekonomi konvensional akan menjadi kekuatan yang saling melengkapi dalam mensejahterakan rakyat Indonesia. Implementasi ekonomi syariah dalam berbagai bidang, seperti dalam sistem fianansial, sistem moneter,  dan sisterm fiskal dalam perekonomian akan membuat sebuah sistem ekonomi negara yang kokoh dan stabil.

Mimpi Osama Sejak Kecil



Osama pernah bercerita kepada bapaknya bahwa dalam mimpi, Osama melihat dirinya berada di sebuah area dataran yang luas. Osama melihat tentara menunggang kuda putih bergerak ke arahnya. Mereka semua mengenakan turban hitam. Salah satu penunggang kuda, yang memiliki mata mengkilap, mendatanginya dan bertanya, “ Apakah anda Osama bin Muhammad bin Laden?” Osama pun menjawab, “Ya, itu adalah saya.” Ia bertanya lagi, “Apakah anda Osama bin Muhammad bin Laden?” Osama  pun menjawab lagi “Ya, itu adalah saya.” Ia bertanya lagi “Apakah anda Osama bin Muhammad bin Laden?” kemudian Osama pun menjawab “Wallahi, aku adalah Osama bin Laden.” Kemudian ia pun memindahkan sebuah bendera kearah Osama  dan mengatakan, “Pegang bendera ini ke Imam Mahdi Muhammad bin Abdullah di gerbang Al-Quds. “Osama mengambil bendera darinya, dan melihat tentara mulai berbaris dibelakangku.”
Muhammad bin Laden (Bapak Osama) mengatakan, “Pada saat itu aku tekejut, namun karena bisnis di tempat kerja, aku lupa mengenai mimpi tersebut. Pagi hari selanjutnya, ia membangunkan ku sebelum  sholat subuh dan menceritakan mimpi yang sama. Hal yang sama terjadi di pagi hari yang ketiga. Sekarang, aku mulai khawatir dengan anakku. Akupun memutuskan untuk membawanya denganku ke seorang yang berpengetahuan (Alim) yang dapat menafsirkan mimpi-mimpi. Maka, aku membawa Osama kepada seseorang Alim dan memberikannya informasi mengenai seluruh kejadin. Ia menatap kami dengan heran dan bertanya, ‘Apakah ini anakmu yang sama yang telah bermimpi?’ akupun berkata, ‘Ya’ ia terus menatap Osama untuk beberapa saat. Kekhawatiran ku bertambah. Ia menghiburku dan mengatakan, ‘Aku akan mengajukan beberapa pertanyaan. Aku yakin anda akan menjawab semuanya dengan jujur.’ Ia bertanya pada Osama, ‘Nak, apakah kau ingat apapun mengenai bendera yang penunggang kuda berikan padamu?’ Osama menjawab, ‘Ya, aku mengingat itu.’ Ia bertanya padanya (Osama), ‘dapatkah kau menggambarkannya, bagaimana itu?’ Osama mengatakan, ‘bendera itu serupa dengan bendera Saudi Arabia, tapi tidak berwarna hijau namun hitam, dan disana terdapat sesuatu yang tertulis di dalamnya  berwarna putih.’ Ia pun mengajukan pertanyaan selanjutnya pada Osama, ‘Apakah kau pernah melihat dirimu sendiri berjuang?, Osama menjawab, ‘Aku sering melihat mimpi semacam itu.’ Kemudian ia meminta Osama untuk pergi keluar ruangan dan membaca Al-Qur’an. Kemudian orang alim itu berpaling padaku dan bertanya, ‘Dari mana keturunan anda berasal ? Aku menjawab dari Hadramawt di Yaman. Kemudian ia bertanya padaku untuk memberitahukan padanya mengenai suku ku. Aku pun menjawab bahwa kami berkaitan dengan suku  Shanwah yang mana adalah sebuah suku Qahtani dari Yaman. Kemudian ia menangis dan bertakbir dengan kencang dan memanggil Osama dan menciuminya sambil menangis. Ia pun mengatakan bahwa tanda-tanda waktunya sudah dekat. ‘Oh, Muhammad bin Laden, anakmu ini akan menyiapkan tentara untuk Imam Mahdi dan demi melindungi agamanya, ia akan berhijrah ke wilayah Khurasan.

Biography of Jabir Ibnu Hayyan

Jabir Ibnu Hayyan


Jabir
Jabir Ibnu Hayyan (750-803 M), yang lebih akrab dipanggil Si Geber dari Abad Pertengahan" juga dikenali sebagai "Bapak Ilmu Kimia Dunia”. Beliau yang nama penuhnya Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan, telah berhasil menempatkan dirinya sebagai ilmuwan terkemuka sejak dia belajar kimia di Kufah (sekarang Iraq) di sekitar tahun 776 M yang silam. Beliau pernah berguru pada Barmaki Vizier pada zaman Khalifah Abbasiyah pimpinan Harun Ar-Rasyid.
Sumbangan terbesar beliau ialah dalam bidang ilmu kimia. Beliau cukup terkenal karena hasil penulisan yang melebihi  seratus risalah yang telah diabadikan sehingga kini. Terdapat sebanyak 22 risalah yang antaranya berkaitan dengan ilmu kimia. Beliaulah yang memperkenalkan model penelitian dengan cara eksperimen didunia ilmu kimia.
Jabir banyak mengabdikan dirinya dengan melakukan eksperimen dan pengembangan kaedah untuk mencapai kemajuan dalam bidang penyelidikan. Beliau mencurahkan daya upayanya pada proses pengembangan kaedah asas ilmu kimia dan kajian terhadap berbagai mekanisme.
Pencapaian praktis utama yang disumbangkan oleh beliau ialah penemuan bahan mineral dan asid, yang telah dipersiapkan pertama kali dalam penelitian tentang alembik (Anbique). Rekaannya terhadap alembik membuat proses penyulingan menjadi lebih mudah dan sistematik.
Antara beberapa penemuannya yang lain dalam bidang kimia, salah satunya ialah dalam penyediaan asid nitrik, hidroklorik, sitrik, dan tartarik. Penekanan Jabir dalam bidang eksperimen sistematik ini diketahui umum tidak ada duanya didunia.
Oleh sebab itulah, mengapa Jabir diberi kehormatan sebagai "Bapak Ilmu Kimia Modern" oleh rekan sejawatnya diseluruh dunia. Bahkan dalam tulisan Max Mayerhaff, disebutkan bahwa jika ingin mencari seluk-beluk perkembangan ilmu kimia di Eropa maka boleh dicari langsung pada karya-karya Jabir Ibnu Hayyan.
Tegasnya,  Jabir merupakan seorang pelopor dalam beberapa bidang pengembangan ilmu kimia terapan. Sumbangan beliau termasuk juga dalam pembangunan keluli, penyediaan bahan-bahan logam, bahan antikarat, tinta emas, penggunaan biji mangan dioksida untuk pembuatan kaca dan bahan pengering pakaian.
Sumbangan beliau juga dalam menyediakan pelapisan bahan anti air pada pakaian, serta campuran bahan cat. Selain itu, beliau juga mengembangkan teknik peleburan emas dengan menggunakan bahan aqua regia.
Ide eksperimen Jabir itu sekarang telah menjadi dasar untuk mengklasifikasikan unsur-unsur kimia, terutamanya pada bahan logam, bukan logam, dan penguraian bahan kimia. Beliau telah merumuskan tiga bentuk berbeda dari bahan kimia berdasarkan unsur-unsurnya:
  1. Cecair (spirit)
  2. Logam, seperti:  emas,  perak,  timah,  tembaga, dan besi.
  3. Bahan campuran, yang boleh ditukar menjadi serbuk.
Pada abad pertengahan, risalah-risalah Jabir dalam bidang ilmu kimia termasuk kitabnya yang masyhur, Kitab Al-Kimya dan Kitab Al-Sab'een, telah diterjemahkan ke bahasa Latin. Bahkan terjemahan Kitab Al-Kimya telah diterbitkan oleh orang Inggeris yang bernama Robert Chester pada tahun 1444, dengan judul The Book of the Composition of Alchemy.
Buku kedua, Kitab Al-Sab'een diterjemahkan juga oleh Gerard dari Cremona. Berthelot pula menerjemahkan  beberapa  buku beliau, yang antaranya Book of Kingdom, Book of the Balances, dan Book of Eastern Mercury.
Berikutnya pada tahun 1678, seorang berbangsa Inggris, yaitu Richard Russel menerjemahkan karya Jabir yang lain dengan judul Sum of Perfection. Berbeda dengan pengarang sebelumnya, Richardlah yang pertama kali menyebut Jabir dengan sebutan Geber. Dialah yang memuji Jabir sebagai seorang pendeta Arab dan juga ahli falsafah.
Buku ini kemudiannya menjadi sangat popular di Eropa selama beberapa abad lamanya dan telah memberi pengaruh yang cukup besar kepada evolusi ilmu kimia modern. Istilah alkali, pertama kali ditemukan oleh Jabir.